Yup, setelah 2 minggu turun dari plesir kawah ijen banyuwangi rasanya sindrom pengen dolan kambuh lagi. Sempat kepikiran ke mana enaknya ? karena kantong juga lagi tipis. rembug-rembug akhirnya ngajak teman-teman naik motor aja ke hutan mangrof wonorejo masih didaerah surabaya timur.
Jalan menuju ke sana tidak terlalu bagus, jalan yang tadinya aspal mulus semakin ke timur jalan berlubang. setelah memasuki jalan tanah dan kiri kanan tanaman bakau akhirnya sampai di parkiran.
ada dua pilihan, naik perahu atau ke timur jalan kaki. kami memilih jalan kaki menyusuri hutan bakau. Suasana asri, sejuk dan rindang.
Setelah puas jalan-jalan kita niat cari makan siang di bebek Sinjay Madura, segera kami bergegas menuju jembatan suramadu. Suramadu siang itu terlihat begitu gagah diterpa sinar matahari, seolah angkuh berdiri diantara dua pulau Jawa dan pulau Madura.
dengan membayar tarif TOL Rp.3000,- / motor Kami melewati Suramadu yang kadang ditutup karena angin kencang ini dengan tenang karena angin sedang bersahabat. Cuaca dari Surabaya panas tapi tiba di Madura mendung gelap.
Setelah menempuh jarak kira -kira 15 km dari turun jembatan Suramadu dan berjuang menerjang badai …… eh enggak ding cuma hujan deras aja ketemu juga tempat bebek di goreng untuk makan siang itu.
Uniknya makan di sini mengikuti kebiasaan bebek yaitu antri. Kami harus antri dua kali. Antri pertama untuk pesan dan bayar, antri kedua untuk ambil minum dan menyerahkan nota yang sudah dibayar, selanjutnya makanan diantar oleh petugas. Makanannya lumayan enak, 5 porsi ada tambahan jerohan bebek. Pas kami di sana banyak sekali POLISI, ternyata ada mantan Ka.POLRI yang juga makan di situ, pakai batik merah dia. Siapakah dia? ayo tebak!!!!
Setelah kenyang kita berangkat lagi pulang Surabaya, ada dua pilihan balik lagi lewat Suramadu dengan jarak 15 km atau naik ferry penyebrangan dengan jarak dari warung bebek ke dermaga sekitar 20 km. Akhirnya kami memilih naik ferry aja biar jalan-jalannya tambah jauh.
perjalanan menuju dermaga disuguhi dengan kawasan asri dan basah karena habis hujan.
setelah sekitar 20 km dan sempat berhenti untuk sholat dhuhur akhirnya tiba di dermaga. Kali ini tarif ferrynya Rp. 5.800,- / motor (single rider) dan Rp. 10.000,-/ motor (berboncengan). Wah mahal naik kapal…..
Langsung bayar dan geber menuju kapal ferry yang jalur penyebrangannya terletak di barat jembatan Suramadu.
Sampai surabaya sudah mau waktu Ashar, makanya kita segera cari masjid hingga diputuskan ke masjid Sunan Ampel sekalian ziarah mengingat mati agar lebih menghargai hidup.
Setelah sholat ashar kami meluncur ke pasar Blauran cari dawet dan nongkrong menikmati jajanan pasar. Sungguh nikmat
Setelah puas dan kenyang dan capek kami pulang masing – masing dan tidur