hari ini AB-2372-PC mohon ijin melintas. Mulai dari kota Wates-Jogja-Klaten-Solo-Sragen-Madiun-Nganjuk-Mojokerto dan berakhir di Surabaya
Monthly Archives: Agustus 2012
Bernafas untuk-Nya bukan untuknya
Semoga besok Mawar memaafkan Marwan
Semoga ada waktu untukmu memaafkanku
Malam ini aku tak ingin untuk mengingatmu lagi
Aku tak ingin mengatakan hidup harus selalu indah
Aku Cuma ingin mengatakan tetaplah tersenyum
Yang kuingat adalah caramu
Yang dapat membuatku tak ingin tertidur walau malam tiba
Namun aku sadarkebencianmu masih lebih besar dari pada kangenku
Aku tak pernah berpikir akan terus menyayangimu
Namun malam yang selarut ini
Membuatmu menjadi landasan hatiku lagi
Dan kamu tak harus memahami hal ini…
Kurasa saat ini tak akan kembali cah ayu
Aku tak pernah menyesal melewatinya
Kita dapat merancang saat yang akan datang
Dan kamu hanya perlu mengerti
Tak harus berpikir aku menunggumu berkata,
“assalamu’alaikum” atau sekedar, “hai mas” 😛
Ya…
Kamu tak harus berpikir mulai menerimaku
Hanya perlu dengarlah yang perlu di dengar
Tersenyumlah pada segala nikmat
Karena Dia memberi lebih banyak dari yang kita minta
Mencipta tidak untuk melihat muka masam…
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa siyamakum, cah ayu…..
Ditta Alfianto,25 Agustus 2012
Kulon Progo
sent to editor@jawapos.co.id at august 25, 2012 .. 11.03 AM
Hasil Renungan Mudik 1433 H
Sampai suatu saat pohon terakhir ditebang dan sungai mengalirkan tetes terakhirnya manusia baru akan sadar hidup bukan hanya untuk uang. Mudik lebaran tahun 1433 H membuatku sadar akan kata-kata itu. Hidup di pedalaman gedung Surabaya berganti gemerlapnya hijau dedaunan kota sejuk Wates.
Di sini paru-paru terasa ringan menghirup udara yang kaya akan oksigen yang memang itu yang diperlukan tubuh, tidak seperti di jalanan Ahmad Yani, Diponegoro. Seakan hidung ini harus berebut udara dengan mesin kendaraan dan mesin industry untuk bertahan hidup. Yah, memang hidup itu ada saatnya berebut, dan kota adalah surga para penggemar kompetisi. Yang kuat yang menang, bukan yang banyak karena semakin banyak semakin kecil bagian. Tapi di sini berlaku “kamu terima aku beri, aku beri aku terima”. Guyup rukun toto tentrem kertoraharjo. Kapan bisa melewati waktu tanpa berebut di sini? Hanya kenangan kita saja yang ada di ingatan sebagai jawaban. Tapi aku tak menyesali kenangan itu, aku bangga melewatinya, bukankah kita bisa merangkai masa depan, aku sedang menunggumu siap untuk saat itu…….